1. Indonesia – MalaysiaAwal perseteruan Indonesia dan Malaysia sebab ulah pendudukan Inggris di negeri Jiran ini hendak menggabungkan Semenanjung Malaya dengan Kalimantan menjadi Federasi Malaysia. Rencana ini ditentang Presiden Ir. Soekarno menganggap itu bisa mengancam kemerdekaan Indonesia. Bukan hanya Indonesia, Brunei Darussalam dan Filipina juga menentang rencana ini.
Pernyataan Soekarno dibalas demo anti-Indonesia di Ibu Kota Kuala Lumpur. Mereka menyerbu Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana, merobek foto Soekarno, menginjak lambang negara yakni Garuda Pancasila. Amarah bapak revolusi tidak tertahan. Dia memerintahkan untuk ganyang Malaysia. Perang sempat berkecamuk, Indonesia secara bergerilya menduduki Sabah dan Sarawak. Namun saat Soekarno digantikan Soeharto, terjadi konflik dalam negeri hingga perang ini reda dengan sendirinya.
Tapi akhir-akhir ini Malaysia kembali berulah mengakui budaya Indonesia sebagai peninggalan warisan negara mereka. Perang opini tidak bisa dibendung. Situasi kedua negara sempat memanas dan adu argumen di berbagai forum serta sosial media.
2. Israel – Palestina
Ini konflik paling panjang pernah ada bahkan berlangsung hingga kini. Bangsa Arab dan umat Islam menganggap itu bukan konflik negara tetangga melainkan penjajahan Israel atas Palestina. Saat negara Palestina berdaulat 1988, negara Arab awalnya mendukung, malah melemah sebab menganggap mereka berdaulat dan mempunyai kekuatan sendiri. Sebaliknya, Israel didukung penuh Amerika Serikat.
Konflik semakin memanas saat kedua negara mengklaim memiliki tanah Jerusalem dengan Masjid Al Aqsa. Wilayah ini memang tanah suci bagi ketiga agama dunia yakni Islam, Nasrani, dan Yahudi. Entah sampai kapan konflik mereka berlangsung.
3. China – Jepang
Dua negara kuat dan besar Asia ini berperang selama dua tahun pada 1937. Mereka memperebutkan wilayah Kanton dan Shanghai, dua kawasan penting di China. Kanton pelabuhan penting dan strategis di selatan China. Rakyat Negeri Tirai Bambu itu berjuang keras mempertahankan wilayahnya. Namun setelah jatuh korban sangat banyak, pada 1939, pasukan China menyerah dan Kanton dirampas oleh Jepang. Dengan dimulainya Perang Dunia Kedua, Jepang pernah menduduki China. Namun, rakyat China melakukan perlawanan gigih hingga pasukan Nippon berhasil dipukul mundur.
Tahun ini kondisi politik kedua negara kembali memanas. Demonstrasi anti-Jepang merebak seantero China terkait sengketa kedua negara soal klaim Kepulauan Senkaku. Perang kali ini bukan lagi konflik bersenjata, melainkan lewat cara lebih cerdas termasuk memboikot produk Jepang.
4. Korea Utara – Korea Selatan
Dua negara Korea ini tak pernah mengalami perang terbuka dan total, hanya ada serangkaian perang terbatas. Keduanya mendapat dukungan negara besar seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet (Rusia). Banyak pengamat yang mengatakan perang kedua negara masih bersaudara ini adalah perang Proxy, atau perang tidak melibatkan kekuatan utama yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Perang sepanjang 1950-1953 ini berakhir tanpa kemenangan salah satu pihak. Hingga kini hubungan keduanya seperti api dalam sekam. Hal sekecil apapun bisa saja menjadi pemicu perang.
5. Pakistan – India
Bentrokan dua negara ini dipicu pada 1947, saat Inggris memberikan kemerdekaan bagi India dengan pembagian dua wilayah, Pakistan mayoritas muslim dan India mayoritas Hindu. Kashmir diberikan kebebasan hendak ikut wilayah mana mengingat posisinya di tengah dua negara itu. Pakistan mengklaim Kashmir sebab mayoritas mereka juga beragama Islam. India tidak terima, maka terjadilah perang.
Setidaknya ada empat perang terjadi atas perebutan wilayah Kashmir. Kecuali pada 1971, Bangladesh ingin memisahkan diri dari Pakistan. Negara ini menerima bantuan dari India. Akhirnya Bangladesh dapat berdaulat. Bukannya sakit hati Bangladesh memisahkan diri, Pakistan justru dendam pada India dinilai ikut campur di situasi itu.
Sumber