Kegemukan bukan hanya dipicu oleh banyak makan dan kurang berolahraga. Terkadang, kegemukan bisa disebabkan karena beberapa kondisi kesehatan seperti ketidakseimbangan hormon dan kekurangan vitamin.
"Banyak orang berpikir kenaikan berat badan disebabkan oleh gaya hidup. Tetapi ada kalanya tubuh bereaksi terhadap faktor yang tidak bisa dikendalikan. Apakah itu hormon, efek samping obat atau sesuatu yang lain. Ada faktor yang kadang-kadang membutuhkan bantuan dokter," kata Robert J. Hedaya, MD, profesor klinis psikiatri di Georgetown University Medical Center.
1. Depresi
Ada bukti bahwa depresi berkorelasi dengan kenaikan berat badan. Sebuah penelitian tahun 2010 yang dipublikasikan di American Journal of Public Health menemukan bahwa orang yang merasa sedih dan kesepian lebih cepat naik berat badannya daripada yang tidak sedih.
Apalagi, obat anti depresan dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Jadi jika merasa depersi dan meminum pil ini, jangan kaget jika mengalami kenaikan berat badan antara 5 - 15 kg dengan akumulasi bertahap terus selama bertahun-tahun.
2. Efek samping obat
Ada beberapa obat yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan seperti pil KB, kelebihan hormon karena terapi hormon, steroid, beta-blocker untuk penyakit jantung dan tekanan darah, obat anti kejang, obat kanker payudara seperti tamoxifen, beberapa pengobatan untuk rheumatoid arthritis, bahkan obat migrain dan nyeri ulu hati.
3. Pencernaan lambat
Gangguan pencernaan seperti lambat buang air besar juga dapat menambah berat badan. Idealnya, buang air besar dilakukan satu jam setelah makan. Buang air besar sekali atau dua kali sehari masih dalam kisaran yang sehat. Tapi jika buang air besar tidak begitu teratur, dehidrasi dan kurang serat dalam usus juga bisa membuat cepat gemuk.
4. Kurang nutrisi
Kekurangan vitamin D, magnesium atau zat besi dapat mengganggu sistem kekebalan, kurang bertenaga atau mengganggu metabolisme. Akibatnya, terjadi kenaikan berat badan. Kekurangan energi dapat dibantu dengan mengkonsumsi kafein, permen dan karbohidrat sederhana.
5. Penuaan
Ini adalah kondisi yang tidak dapat dihindari. Seiring pertambahan usia, metabolisme tubuh melambat. Lansia membakar kalori lebih sedikit dibandingkan saat masih muda. Jadi, lansia perlu banyak berolahraga dan menjaga nutrisi agar metabolismenya berjalan. Beberapa penelitian menunjukkan olahraga lebih penting dibandingkan dengan makanan untuk mengontrol berat badan.
6. Mengidap Fasciitis Plantar.
Penyakit otot dan tulang seperti plantar fasciitis, osteoarthritis dan nyeri lutut atau pinggul dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak disengaja. Plantar fasciitis akan membuat penderitanya tidak banyak beraktivitas sehingga menyebabkan kenaikan berat badan.
7. Mengidap Sindrom Cushing.
Berat badan disertai dengan tekanan darah tinggi, osteoporosis, perubahan warna dan kualitas kulit seperti berkas ungu atau keperakan pada perut dan kemerahan pipi bisa menjadi tanda bahwa tubuh tidak memproses nutrisi dengan tepat atau disebut sindrom Cushing.
Sindrom ini hanya menyerang sekitar 15 juta orang dewasa setiap tahun. Salah satu tanda-tandanya adalah lemak yang banyak berkumpul di bagian tengah tubuh sehingga lengan dan kaki terlihat lebih ramping.